Draft
Ada saatnya rasa sayang itu ketemu lampu merah.... berhenti
-Tiara, kalo ditwitter ganti nama jadi jomblo
Seketika
mataku buram. Panas. Segumpal airmata sudah menumpuk diujung mata. Tahan Nggi tahan, jangan nangis.
“Nggi,serius aku gak bakal nyangka kalo kaya
gini…maafin ya”,
”Dih, selo aja kali,Ver” balasku sumringah.
Kenapa
aku harus sedih ketika anak kelas mengolok-olok Diego dengan Vere, hanya
diolok-olok. Sedih karena harusnya aku yang diolok-olok dengan Diego ?
Iya, mungkin.
Baru
4 hari aku menaungi kelas itu. Beberapa teman yang mengelilingi mejaku sudah
tau jelas sifatku dengan Vere yang hiperaktif dan terkadang membuat mereka
tertawa atas tingkah kami. Baru 4 hari mereka sudah mengenal kami dan aku
mengenal salah satu diantara mereka…. Diego.
Dan
4 hari menunjukkan hari yang lebih fantastis ketika Diego mengirim pesan
singkat kepadaku
“Ada pr apa yaa??” isi pesannya.
Hingga kami terperangkap
dalam dunia per-messangeran selama berhari-hari setelah 4 hari tersebut. Tak
ada yang kusembunyikan dari Vere, aku menceritakan tentang Diego ke Vere.
Sungguh Vere sangat senang mendengarnya, menurutnya Diego adalah pengganti Billy
yang sangat baik untuk cewe hiperaktif-tolol-dan ceroboh sepertiku. Aku tak
menghiraukannya, ekspektasiku tidak besar ke Diego, dia kalem, pintar, baik dan
aku suka. Aku tak mau kejadianku 1 tahun lalu terlulang, menyukai seorang teman
kelas terdekatku, pacaran dengan Billy itu kesalahan terbesarku.
Billy tetaplah
Billy yang dulu, hanya saja dia sudah mengabaikanku sekarang.
Entah
kenapa pagi itu tidak berjalan fantastis, Vere melontarkan pertanyaan gombal
yang tak berani kulontarkan ke Diego.
"Bapak kamu udah jadi anak TNI AL ?"
Seketika
seseantro kelas menyorakkan kegembiraan seakan jodoh jatuh diatas kepala
Diego-Vere.
“sungguh Ver…kau hebat! Kau berani, jarang ada cewe seberani kau
untuk mengungkapkan perasaannya, cowo saja mikir-mikir kalo mau jujur didepan
public.HAHAHA!”,
"eh bukan itu maksutku, itu dari Anggita…serius”
Diego tersenyum. Kelas
bersorak. Aku ikut tersenyum palsu.
Aku
mengumpat dalam hati, jika nanti malam tidak ada sebuah sms darinya, tandanya
Diego setara dengan cowo pemberi harapan palsu lainnya. Hanya ada 2 cowo
php, pertama saat dia mendekati cewe tetapi dia kepincut dengan cewe lain
ditengah jalan dan yang kedua dia ilfeel saat mendekati cewe tersebut. Dan
Ya, sepertinya dia kepincut dengan cewe lain. Dasar lelaki.
Malam
itu…
“Ada pr apa yaa??”
Sial.Masih
sama dengan sms yang lalu. Aku penasaran apakah dia hanya mengirim pesan itu
kepadaku atau forward kesemua anak
kelas. Penasaranku terjawab ketika ia membalas pesanku. Katanya hanya untukku.
Oh, apa tandanya ?
Ternyata
hari ini masih fantastis, Diego mengetahui kalau perntanyaan Vere adalah
pertanyaan dariku. Iya,pertanyaan itu menyangkut tentang Billy.
Billy adalah anak
TNI AL. Entah dari mana Diego tahu tapi pertanyaan ini sungguh menyakitkan,
“Kenapa kamu masih mencari sosok
Billy dikelas, Billy udah engga sekelas sama kamu Nggi…semuanya udah beda. aku
tau kamu sayang Billy…”
Tidak. Kamu
salah. Aku bukan mencari seorang Billy, aku memastikan kalau tidak ada lagi Billy
dikelas, yang ada cuma kamu dan teman-teman superku yang lain. Jujur, aku bahagia
sekarang.
Tanpa Billy.
Esoknya, ada
reunian kelas 10 disuatu rumah makan. Tentu aku ketemu Billy, lagi. Tak banyak
bicara, karna aku sibuk dengan teman dekatku di kelas 10 yang sudah tak sekelas
lagi. Satu pesan Diego menemani di hari lain yang tak kalah fantastis itu.
“Dulu itu memang indah,tapi dulu
itu sejarah,bukan realita.jangan terbuai....”
Tiba-tiba Reyza mengusikku, “Hei
udah tau belum Nggi, Billy udah putus dengan pacarnya,dan kau tahu mereka hanya
2 bulan saja HAHA, dia ingin balikan denganmu….”
Baik, jelaskan
padaku apa maksut semua ini, pelan-pelan? kenapa ketika aku sudah mulai
menjalani kehidupan normal, tanpa bayang-bayang seorang Billy dan mulai
menolehkan kepalaku ke depan, mulai berani untuk mengisi halaman kosong yang
dulu hanya mampu kupandang tapi tak mampu untuk menuliskannya. Saat “dulu”
terasa begitu berat dibanding hari-hari lain dan disaat ada orang yang
benar-benar mengalihkan kesedihanku.
Kenapa kau balik, Bil ?!!
Ketika
masa lalumu dan masa depanmu datang di saat bersamaan sungguh itu pilihan yang
berat karna dimensi ruang tak mampu untuk mengisi 2 masa sekaligus. Tetapi akan
sangat berat jika kau tak berani melihat masa depanmu dan masih ingin berada
dimasa lalu ketika masa lalumu hanyalah sejarah bukan realita. Mungkin yang
terberat adalah, saat 1 tangan membantumu untuk berdiri dan ada satu tangan
lain yang menopangmu untuk tegak,
bukanya 1 menyempurnakan dan 2 itu memusnahkan?
kau harus pilih satu atau tidak sama sekali, tidak boleh dua. Apa arti
hari-hari fantastisku jika “dulu” yang sudah mulai kutinggalkan dan sekarang
melekat kembali?
Kenapa kau datang saat aku sudah mulai pindah? saat aku sudah bahagia
dengan keadaanku,
kau tahu.. kau membuatku ragu untuk melangkah,dan memulainya
dari nol.
Ya, sama seperti saat aku belajar untuk melupakanmu. Berat.
Komentar
Posting Komentar