Let Me Be Me
Halo!
Mau curhat ah, sebenernya tuh udah ada dua postingan yang
layak naik di blog ini dan udah ada desain khususnya untuk konten per
postingan,
Eh tapi ternyata belum jodoh. Sebelum aku masukin ke draft,
macbooknya sudah keduluan sakit.
Sakit yang tidak bisa disembuhkan.
1 minggu lalu aku bener-bener nangis mengetahui macbook-ku
udah ngga ada harapan, ya gimana engga, dia adalah urutan kedua kesayangan di
hidupku. Jadiiiii, wajar sedih sampe nangis dan ga semangat kerja.
Tapi, hari ini mau bangkit lagi, mumpung dipinjemin laptop
sama kak Almas sampai gajian bulan ini tabungannya ke kumpul buat beli laptop
baru...... bukan macbook HAHAHA.
By the way, dua hari libur ini aku cukup produktif, karena
harus mengurus launching MVP yang mengharuskan aku produksi kaos di hari Sabtu
dan flyer di hari Minggu, disela-selanya bertemu banyak orang.
Efek sampingnya adalah:
Stories instagramku tidak pernah habis,
Karena aku adalah salah satu anak penganut suka bikin
stories tapi males bales replies, maka baru hari ini aku bener-bener baca
replies dari temen-temen instagram. Ada satu yang menarik,
Ada orang yang dalam
intensitas cukup tinggi membalas stories instagramku dan selalu membahas satu
topik:
Fisik.
“tiara hari ini kurang fresh”
“freckless kamu banyak ya ternyata”
“kamu make up un dong kayak si A, biar ikutan cantik”
“hari ini tiara glowing”
“style nya oke hari ini”
Dan masih banyak yang lainnya. Kalau terlalu detail,
orangnya ngerasa lagi hahaha
But deeply, i made this post not as a way to judge the way
he judges me. Aku cuma mau share aja, beberapa hal yang aku lakukan dalam
menghadapi kondisi ini.
Physical judgmental is a serious issues for me. An insecurity human being.
Beberapa waktu aku mencoba untuk speak out, kalau itu adalah
hal yang menyakitiku. Namun ternyata, itu tidak benar-benar menghentikan.
Bahkan dibanyak waktu malah energiku yang habis dan aku yang berujung merasa
tidak enak telah mengatakan hal-hal yang tidak semestinya.
Maka dibanyak waktu aku cuma bisa membalas sekedarnya demi
menghentikan percakapan. Tapi, ada hal yang aku lakukan lagi,
Cerita ke orang terdekat dan terpercaya.
Tujuannya tentu bukan semata-mata mencari dukungan moral
saja, tapi juga jawaban dari kebingungan.
Why some people have a tendency to hurt others? Apakah orang
tuh merasa bahagia setelah mengomentari hal-hal yang mungkin saja menyakiti
orang lain?
Jawabannya bisa dua,
Bisa aja dia sengaja.
Bisa aja dia ngga sadar dan ngga niat.
Makanya kalo kata Mba Zah, toleransi atas sesuatu kan beda beda, yasudah dianggap itu perbedaan aja.
Nah kebetulan aku hari ini dapat hadiah dari Mba Za, sebuah
dukungan moral yang menurutku sangat membantuku untuk bangkit dari insekuritas
milenial;
how sweet. |
Padahal papaku juga sering banget ngasih tau aku, akan ada orang-orang yang menganggap
kakak ngga cantik, dan akan ada
orang-orang yang menganggap kakak cantik. Mau seberapapun usaha kita, kita ngga
akan bisa memenangkan semua hati manusia.
Yaampun, kenapa aku kayak kurang bersyukur gini ya dikasih
orang-orang yang sayang sama aku ya karena ini aku.
Tapi, satu hal yang aku sadari sebagai perempuan:
You can tell a girl she's beautiful in million times and she never believe it. Tell them once she is ugly, she will never forget it.
Aku sadar banget kasus ini tuh dirasain sama banyak orang,
cuma ngga semua orang menganggap ini adalah hal yang penting untuk dipusingkan.
Walau sudah belajar metode 5 menit untuk 5 tahun, yaitu
metode yang mengajarkan kita untuk tidak memikirkan suatu masalah lebih dari 5
menit jika hal tersebut tidak akan berdampak pada hidup kita untuk 5 tahun
kedepan,
Jujur, hal-hal seperti ini cukup membuatku (dan mungkin
banyak perempuan lain) tidak nyaman aja.
Percayalah,
capeknya pulang kerja tapi wajib double cleansing dulu
sebelum tidur biar ngga jerawatan
Maskeran tiap dua hari sekali biar ngga kusam
Nabung skincare dikit-dikit dari uang gajian biar bisa
ngobatin blackheads dan whiteheads
Harus rela jerawatan kalau hormonnya lagi aktif-aktifnya
You know guys,
It never been an overnight process.
It’s been a hell of a ride to make this skin is okay.
Jadi, coba deh, kalau misalnya suatu hal itu tidak
mengganggu banget, ya diem aja gitu.
Kalau pun mengganggu, bisa di hide aja.
Ngomen apapun yang ada dimuka kita tanpa solusi atau bantuin
belanjain uang skincare itu sama aja omong kosong.
Kalau kamu merasa beberapa perempuan tidak cantik,
Ya berarti emang kita tuh bukan untuk kamu.
Bukan berarti, kamu punya hak loh untuk ngomen ini itu dan
membandingkan dengan tipikal perempuan ideal menurutmu.
Once again, beauty standard doesn’t exist,
We create our own.
Komentar
Posting Komentar