we are gonna survive monday



Hey, It’s Day minus 1 to go to college and here I am on my kost-room sneezing cause of horrible sore throat. Bad luck tiara. Dimana kalo udah namanya radang tenggorokan itu rasanya semua tulang ngilu, pusing berat dan yang pasti tenggorokannya terasa perih. There’s nothing I should regret, aku sadar kok abis minum minuman teh cibuan (re: seribu), which is ntah sok elit lidahnya atau emang kurang minum air putih akhirnya melemahkan sistem imun dan kehiperaktifanku di hari mines 1 untuk kembali kerutinitas,

Kuliah.

Such a terrible noun. Kalau dulu sih ngga, seru aja kuliah pake baju bebas (ngga pake seragam kebesaran yang kadang masih kotor pas mau dipake) terus sehari cuma sejam dua jam kuliahnya, hang out mulu and that’s a big lie that ever happened in this world.

& again there’s nothing I should regret.

I should write something that my mind always remember. Become an alarm to me when my life goes wrong or maybe not in their way. Yes, I should. Um, resolusi mungkin? Aku sadar kok, resolusi kebanyakan akan menjadi resolusi belaka, tanpa adanya aksi nyata. But well, minimal ada yang aku baca saat hidupku gak berarah dan tenggelam dalam kegabutan abadi seperti semester satu kemaren. Kalau boleh remind kehidupanku 6 bulan kemarin, rasanya aku jadi orang yang paling cepet putus asa. Capek dikit, nyerah;Gabisa dikit, nyerah; apa-apa nyerah yang aku lampiasin ke tidur, yang ujung-ujungnya waktuku terlewat begitu saja. Aku tau ini adalah kebiasan buruk yang paling fatal dan ga boleh lagi terjadi, sekalipun (Note to myself!!!).

The first thing I should write is, sholat 5 waktu dan tilawah sehari sekali (minimal). Pastinya, cuma Allah yang bisa lindungin kita dari marabahaya dan ibadah adalah satu-satunya perisai diri yang aku punya sekarang (and forever).So please, don’t lemme far from you, Lord. Then, baca! Tiap hari harus ada yang dibaca, ntah jurnal, presentasi, novel atau artikel lainnya. Kalau udah mulai gabut, harus baca sesuatu. It brings you to knowledge, orang berwawasan bisa melebihi orang pintar, katanya. So, karena saya tidak pintar maka saya harus baca untuk berwawasan.Next, minum air putih. No more teh racik no more chocolate klasik no more es teh, no more tir no more (Ah!and less caffeine, please).Karena pada dasarnya air putih bikin kita ga ngantuk dan ga gampang laper. Dapet 2 manfaat sekaligus, kalau ga ngantuk kosentrasi belajar kita tinggi dan daya serap nya juga tinggi, yang kedua ga gampang laper biar ga gendut dan ga boros, cause now my cheeks are driving me crazy, it’s annoying, harus kempes seperti sedia kala, rrrhh. Last, gaboleh baper. So please tir, jangan-sering-atau-kalau-bisa-sekalipun-ga boleh baper, cause it will ride you to homesick, uncontrolled emotion, overloaded tears, throwback that brings memory’s pains and overthinking of something that actually does not happen. So please, just don’t.

Yeah, lancar banget ya nulisnya. Semoga selancar ngelakuinnya, Amin Ya Rabbal Alamin.

Kuliah is my own choice to continue education program to the higher level, to bring  me a better life and a better person. So, it would be mistaken when kuliah brings me become a pessimistic one. And, there’ none of the reason that fear of Monday. Yay! Tomorrow is Monday, another game just begin, let’s play the best role! (some said kalau sebenernya semangat itu datang dari sugesti dalam diri kita sendiri, so let’s motivate ourselves with a good quote!(jangan pake quote superjitunya di caption Instagram aja,ya))

Dan, misi selanjutnya yang harus saya jalani yaitu terus menulis (maybe some people will be touched or none of them will) yang penting saya cuma merealisasikan sesuatu yang terus berputar dikepala saya, hal-hal kecil yang sering saya tanyakan yang kalau misalnya saya tulis akan memberi jawaban yang saya cari. So basically saya menulis untuk mencari tau, menggali sesuatu yang belum saya ketahui, menyambungkan benang-benang merah dari kehidupan untuk membawa kebenaran. Jadi semacam hiburan tersendiri, saat tidak ada orang yang mau mendengarkan, merespon atau menjadi advisor yang baik. Tulisanku emang ngaco, interpretasi acak dari diriku sendiri yang menurutku cocok. Setidaknya, itu caraku untuk memperbaiki hidup. Eaaaa

Berasa tukang reparasi ya, ngomongnya memperbaiki mulu. Tapi bener kan, siapa sih yang gamau jadi lebih baik?;)

But maybe I should note my self to not deket deket dengan media sosial saat lagi gundah gulana. It brings to super ridiculous post that full of mellow-ness, yang pada akhirnya akan aku sesali. But hey, we should not regret anything in this life, semua datang bukan untuk disesali. Yang baik datang sebagai kebahagiaan dan yang buruk datang sebagai pelajaran. Asik.

No more regret, okay?

This hectic college life won't stay forever, so enjoy!

Komentar

  1. HOLYSHIITTTTT MANN!!!! we're totally in the same position. so we're the truly "sahabat" eh? hhahahahahhaa. AND FYI, i'm the one who r touched by your post (or even the only one?), so don't worry lol.

    and you know what? we've the same mission(s), air putih dan baca wkwkwkwkwkwk.

    Good luck! Good luck! Dont ever let our college life destroy us into pieces....

    Ficky,
    Partner Pejuang IPmu

    BalasHapus
    Balasan
    1. dari dulu mah ga sadar2 kalo sahabatan. I never worry about who will be touched of my post, karna dulu setiap abis ngepost pasti dibilang alay sama semua orang #selaaaw
      Cuma dua aja?yang lain kaga?yang baper yang baper hahahahahaha
      Goodluuuuuuuck for you too teman sepergalauan saat akhir semester tiba, selalu mendoakan satu sama lain.Gbu xoxo

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle