#7DC Vol 2.0 [SENSORED]



It is truly hard.

if i could have time to say anything, to speak up what’s on my mind,

i will.

but i cant.

speak up not a thing that make people understand, it’s a thing to judge more.

karena, aku tuh kind of people yang gampang sedih dan nangis. Jadi, untuk menghindari itu, aku harus nulis atau bahkan curhat.

tapi, karena curhat ntar jadi ghibah dan aku bakal mencari banyak pembelaan. Jadi, aku menulis. mengeluarkan isi pemikiran terus aku baca sendiri abis itu aku cari deh win win solution nya. EHEEE

I am really done with life lately. But one best thing that i am grateful enough, aku balik ke orang tuaku. keluargaku.

Aku bener bener memukul balik diriku untuk kembali ke rumah dan Tuhan. Masalah dan amarah ngga bakal keluar dari lingkaran itu.

bahkan teman-teman. teman terdekat juga engga. Aku ngga mau, mereka tau dan mensabotase pemikiran mereka tentang orang lain (yang sedang bermasalah denganku, maybe) untuk sepemikiran denganku. 

Berhenti membenci dengen menyebarkan kebencian. I believe, when i’m starting to talk about people that hurt me, that time will be the time i spread the hate to other.

and i dont want to.

i am really done, once again.

when people walked away from me, staring weird on me, talked behind and i know,

like,

who the hell are “still good” when people do that.

i am not good. for sure.

dituntut untuk menghargai perasaan orang bahkan perasaanmu sendiri berantakan.
dibilang lalai padahal kamu sedang memperjuangkan melalui tangan-tangan tak terlihat


kamu lari, jangan harap dikejar. dihina yang iya.
you let them to break you down.
hadapi. tatap matanya.
make them fear and stop.

i am done, marah-marah sana sini, instruksi tegas, peluk sana sini, mental support,

at the end,
when they hate you. it will never help you. apapun yang pernah kamu lakuin, dulu, ngga bakal ada apa-apa nya lagi.

let them explore and feel the process.
yang kuat tetap dikuatkan, yang semangat tetap disemangatin.

semua orang pernah kecewa.
semua orang pernah sedih.
tapi itu prosesnya.

kalau kamu menuntut banyak hal,
lets get the mirror on you,

apa yang sudah kamu lakukan?

kalau kamu mulai merasa melakukan banyak hal,
maka kamu gagal.

proses ini bukan tentang unjuk pamer banyak-banyakan kerja,
proses ini mengajarkan bagaimana karakter kamu berubah menjadi lebih dewasa dan kuat,

kalau kamu masih merasa paling berjasa,
maka kamu gagal.

orang yang menilai, kita hanya berjuang.
perjuangan tidak mengkhianti hasil, toh?

saya pernah ada dititik itu. berproses. lelah dan kecewa. Tapi itu lah yang membawa saya dititik sekarang. Bahkan, jika ada yang menanyakan tentang kapabilitas saya, yang di beberapa mata tidak ada apa-apa-nya,

saya hanya bisa bilang, saya pernah berada ada di titik itu, berjuang dan lelah. Jika saya melakukan hal yang sama sekarang, lalu apa makna proses ini?

tidak dihargai?
sungguh sangat biasa. Ini bukan soal menghargai atau dihargai. ini soal belajar. Bagaimana proses itu bermanfaat buat orang lain dan karaktermu tidak sombong.

jangan minta dieluh, karena semua orang juga lelah.
saling merangkul bukan mengejar untuk menghancurkan.

maka saat itu, proses itu gagal.
disini atau tidak disini, karaktermu sama,


tetap sombong.

i wrote this in the middle of hopeless night when demisioner came but i am not ready yet to take off the problem that leaves behind. At least, sorry isnt a weakness, it’s way to walk away from people and situations that threaten my peace of mind, self-respect,values, morals and self-worth



Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle