#7DC Vol 5.0 [CAMPAIGN]

halo. back again.
biasanya kalo tiara ngeblog kalo ga abis jalan-jalan pasti mau curhat.
karena uangnya abis gegara jalan-jalan kemaren, jadi pasti mau curhat.

ini tentang skandal.
bukan bukan. bukan skandal anak-anak bem yang saling suka tapi terhalang sop.

ini tentang musim di bulan november. bukan musim hujan.

musim ketika ktm bukan hanya berkah bagi pemilik ktm karena nominal digit uang didalamnya. tapi berkah pula bagi orang lain. 

wah, senangnya bisa bagi-bagi berkah hanya dengan minjemin ktm tanpa mengurangi digit uang didalamnya.

tapi, 
ternyata berkah tersebut bisa menjadi murkah.


this is not something that proper to write, sebenernya. takut banyak yang merasa tersinggung. bulan november, semua orang jadi sensitif. membela ampun-ampunan apa yang diyakini. Padahal, kita meyakini Tuhan yang sama, bukan?

hm, bingung. semua orang bilang ini buat kebaikan. Tapi, kenapa saling menghalangi?

“Tir, kamu deket sama itu? dia baik karena pencitraan doang. Hati-hati”
“Tir, kamu punya hak untuk memilih. bukan karena dia temen kamu, tapi ini yang terbaik”
“Tir, kamu tega biarin kalo misal nanti yang terpilih ngga baik?”
“Jangan apatis, tir. Kamu tetep harus memilih. Ini pilihan terbaik”

guys, could you tell me why you keep judging each other while you all bring the same purpose.
kebaikan, you said.

Pencitraan.
Ngga ada yang salah dari pencitraan. Semua orang butuh personal branding. Aku percaya, personal branding itu adalah cara kita untuk memperkenalkan diri kita ke masyarakat dan cara kita “menjual” skill kita. 

the main thing that i concerned was, the impact itself.

Kalo misal, pencitraan lewat project sosial dan impact ke banyak orang. Why not? At least they were doing good.

bahkan, lempar senyum sana sini,
nanyain kabar,
tiba-tiba perhatian,

dibilang pencitraan. They are trying, dude. Yaudah biarin aja.
there’s nothing that harm us.

tinggal senyumin balik,
jawab kabar seadanya,
kalau udah muak tinggal bye.

the thing that i hate so,
“Dia tuh pencitraan doang”

Like, W H Y ?
kamu bilang gitu karena orang yang kamu dukung adalah inner circle mu dan mereka adalah produk sainganmu.

i deeply believe, kita ngga bisa nilai orang bakal baik kerjanya, baik hatinya hanya dari kampanye. Tapi, kampanye adalah salah satu jalan untuk membranding diri. And that was a good way so far.

yang bikin ngga baik adalah ketika saling menjatuhkan. 

lucu ngga sih, kalian campaign tentang calon terbaik tapi dengan menjatuhkan yang lain?
are you sure about the “calon terbaik” label?


so yeah, you could judge me anything now. Sok kritis. Sok tau politik. Ndak papa.

Saya tiara. Yang masih tergabung disalah satu organisasi kampus. Yang didalamnya sedang memperebutkan entah apa. Dan saya, ada di musim dimana, semua orang mulai meninggalkan amanah tertulis untuk calon amanah yang belum tentu.

karena belum tentu makanya dikejar mati-matian. Kalo sudah pasti? Boleh diobral.

Saya tiara. Yang dicap gabung ini itu. Yang sudah kenyang tentang “calon terbaik”. 

Cukup, saya sudah cukup dewasa untuk menilai orang dari kinerja. Berhenti menjatuhkan. Berhenti membatasi pertemanan. 


Saya tiara. Jika benar kita memiliki kasta, maka ada dua kasta: langit dan tanah. Saya di tanah dan kalian di langit. Suara langit kian membuat saya jengah. Berhentilah, saya lelah. Saya ingin menyelesaikan ini dengan tenang lalu menghilang. 


Cukup. Saling menyakiti. Bahkan saya, juga merasa tersakiti. 


Kalian bilang, mereka tidak baik. Mereka bilang, kalian yang tidak baik. Kalo memang merasa baik, jangan jadi pembenci.



Jadilah orang yang menginspirasi banyak orang untuk berbuat kebaikan.
Yuk, add line tft project,
kampanye tanpa menjatuhkan. Ini panggilan alam. Lingkungan butuh orang peduli.


*promosi tipis-tipis*
*dikira mau nyalon juga*
*terus mau diakusisi*

ndak papa.

i wrote this cause i am insane of november vibes. Like why you disturb me even me isnt one of you. all of you. Stop spread the hate. If you bring the same good thing, so stop judging each other.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle