throwback.

ditengah perjalanan dari kampung papa menuju tanah jawa, demi anak nyusahin yang ngerengek ngerengek cari sinyal untuk kebutuhan perkuliahan,

i am being i am.
brings everything that left on Malang,

setiap liburan. note it! s e t i a p.

kadang aku jadi bingung, sebenernya mana rumah? setiap pulang ke rumah semua urusan di Malang masih melekat dan enggan untuk lepas, 

sejenak.

dalam perjalanan yang lumayan sepi karena adik-adik dan ibu memilih untuk makan mie medan sampe mabok, ntah sangking enaknya atau dipuas puasin biar ga kangen sampe setahun ke depan,

akhirnya papa mulai menanyakan,

“nanti betah ga tinggal sendirian di perbaungan?”

“betah betah aja”

terus percakapan berlanjut sampe mana-mana.

that moment, i was realized that my dad is the only person that i have who would listen to every single thing about me,

such a good listener.

lately, banyak atau mostly orang lebih suka didengar. Bahkan ketika orang lain menceritakan tentang ceritanya, lawan bicara seperti enggan untuk mendengar dengan memilih untuk bermain hp atau bahkan mengalihkan pembicaraan untuk kembali menceritakan tentangnya.

semua orang lebih suka didengar.

iya, emang begitu. That’s why i’d choose to be a listener. 

karena tau sakitnya diabaikan,
karena tau bahagianya didengarkan,
karena tau semua orang butuh teman cerita,

karena aku sudah punya, mungkin tugasku memang menjadi pendengar.


bukannya Tuhan memberi satu mulut dan dua telinga agar makhluk-Nya lebih banyak mendengar daripada berbicara?

cause the world isn’t only about yourself.

i believe, having deep conversations with someone who knows you, is everything.

source
makanya aku selalu berusaha untuk ada kapanpun seseorang butuh untuk cerita, bukan untuk kepo, tapi untuk membuatnya percaya bahwa semua akan baik-baik saja dan dia tidak sendirian.

makanya kenapa, aku selalu peka sama chat line yang berupa panggilan namaku,

“Tir”

a word with a thousand meaning,
kalau aku salah balas, atau ogah-ogahan, atau sengaja ngga read, 
kita ngga tau akan separah apa kejadiannya.

cause people nowdays, sangat mudah sekali berkata
“halah, lu nya aja yang baper”
“receh banget sih lu gitu aja nangis”
“cengeng banget sih jadi cewe, jadi cewe tuh yang kuat”

note it ya teman-teman,
ngga semua orang itu sekuat diri kita yang bilang itu lemah, ngga semua orang dibesarkan dari lingkungan yang sama, ngga semua orang punya atmosfer yang kuat untuk men-tackle semua itu sendirian, ngga semua orang punya benteng yang keras untuk melindungi dirinya sendiri dan ngga semua orang hidupnya “baik baik aja” seperti pada umumnya.

mau dia nangis didepan umum,
mau dia marah-marah sehisteris apapun,
mau dia melakukan percobaan bunuh diri,

dont irradiates them with negativity, 
just dont.


kamu ngga bakal tau seberapa besar beban yang ia yang dia tanggung,
seberapa berat masalah yang sedang ia lalui
seberapa hopelessnya dia sama diri dia sendiri

we never know till we hear everything.
jangan pernah bandingin diri kita sama dia yang sedang hopeless,
cause our responses bring impact for a few sec later,

so be wise.

that’s why,
i always said that my friends always having me on their back,
no matter how hectic my life is
no matter how tired i am
i am your one call away whenever you need it.


just in case i know,
how hurt it was when you have nobody when you need it the most.

it just a simple wish,
just be there and listen.

no blaming.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle