I Survive Jakarta!

Happy Saturdate!

Selamat nge-date teman-teman, aku tau kalian pasti seneng banget karena minggu ini ngga perlu nanya "kemana nih kita?" karena ada film Avengers:End Game yang menjadi jawaban para penikmat malam minggu yang males mikir mau ngapain tapi pengen keluar.

selamat!

Nah, karena aku hari ini males banget liat jalan margonda super macet, yang awalnya mau nyerbu diskonan 30% guardians atau promo gopay di gramedia, akhirnya memilih pulang saja setelah #SabtuProduktif bareng kak Almas. Alhamdulillah, hari sabtu banyak yang bisa diselesaikan dari list tugas akhir pekan.

Ngomong-ngomong list tugas akhir pekan, mungkin ini yang jadi alasan kenapa ngga pernah nge-blog semenjak Desember. Lama ya? *bersihin sarang laba-laba virtual*

Sebenernya bukan tugasnya banyak, melainkan tugasnya susah, jadi aku suka ga mood dan berujung membenci diri sendiri.  Kebayang ngga sih, tugasnya susah, terus aku ngga bisa mikir, stress-overloaded, padahal outputnya ngga seberapa. Iya, sedih. Banget.

I never been feeling this stupid. Jatuhnya sibuk bukan produktif. Karena kalau produktif tuh waktu yang dikeluarkan dengan output yang dihasilkan sebanding, efektif. Lah ini, banyakan merenungkan ketidakmampuan otak dibanding menyelesaikan tugas wkwkwk CRY SE-EMBER.

Dah ah, panjang juga ya ngejelasin kenapa lama ngga upload, padahal jawabannya cuma:

males yang berkedok sok sibuk.

Oh iya, biar punya topik buat ngisi blog usang ini, belakangan aku lagi suka bikin story instagram yang panjang. Sebenernya ini untuk menstimulasi kemampuanku bikin konten yang bisa meningkatkan engagement. Tapi, buat aku yang sukanya nulis blog, nulis di story emang se-engga nyaman itu. Kayak.....padet aja gitu. Too much information but too little space. 

Nah, hasil dari keseringan bikin story soal "daily updates or tips and trick" jadi banyak yang merespon:

"Sebenernya Tiara ngapain sih di Jakarta?"

Kayaknya untuk cerita soal kerjaan engga sekarang deh, berhubung aku juga masih meraba-raba kerja secara efektif, baik dan benar, aku lagi bereksperimen juga sih apakah performa kerjaku meningkat dari beberapa hal yang aku usahakan diam-diam di luar jam kerja. So, coming soon ya~~~

Tapi aku mau mengarsipkan sesuatu di blog ini terkait beberapa penemuanku di Jakarta, semoga di masa depan aku bisa baca lagi gimana fase struggling-ku disini sebagai anak rantau ibu kota hehe

1. What i learn is: What doesnt kill you, it makes you stronger. Ini kutipan yang membuatku bangkit dari banyak kambuh karena kecapekan, dari tiba-tiba muntah, demam setiap minggu, dan penyakit lainnya. Dulu aku heran, kayaknya seminggu ngga sakit tuh mustahil banget. Tapi sekarang, berbekal hot in cream dan bear brand semua selesai. No more doctors, no more medicine.

Tapi karena udah kebiasa, sekarang kayak udah kebal gitu. Bener ya, apa yang ngga membunuhmu, akan membuatmu lebih kuat. Obat sakit sekarang cuma makan berkuah, olesin hot in cream ke badan yang sakit, minum bear brand dan tidur. Semudah dan semurah itu. Well done, Tir! Emang ya, cuma kita yang ngerti kemampuan badan kita, ngga perlu lagi panik karena takut tiba-tiba mati. Karena mati itu pasti. HEHEHEHE

2. Cashless. Sekarang uangku dalam bentuk OVO, Gopay dan Flazz. Hal ini karena lagi musim payday atau promo-promo lainnya yang membuat jiwa misqueenku bersorai. Ovo biasanya aku pakai untuk subscription/langganan grabfood dan gojek.
Bentar kita itung-itungan ya:
Jadi ada namanya paket Begah seharga Rp 125.000, dengan nilai voucher Rp 35.000,- (10x Grabfood) dan Rp 5.000 (10x Ongkir), maka jika ditotal adaah Rp 400.000. Biasanya aku pakai promo ini di akhir bulan, jadi bener-bener aman kalau ngga punya uang cash (tapi nominal ovo minimal Rp 50.000 ya biar bener-benr aman karena voucher grabfood belum termasuk pajak dan ongkir). Kenapa akhir bulan? Karena awal bulan biasanya masih banyak kode promo lain yang ditawarkan biasanya expired sampai tengah bulan.

Terus untuk grabbike, ada paket Rp 30.000 dengan nilai voucher Rp 9.000 (12x) dan Rp 5.000 (5x Grab express) dan Rp 5.000 (5x Ongkir Grabfood). Nah ini, masa berlakunya cuma 2 minggu. Lumayan lah ya. Cara ngakalinnya, kalau pagi jangan pakai voucher, pake kode promo kaya OVOGBJKT (ini gondangdia-senen cuma 2K saja) nah baru pas sore mau balik ke gondangdia pake voucher karena kode promonya sudah habis. Lebih awet kaaan? Kalau mau lebih awet lagi biasanya pulang kantor patungan naik grabcar. Indahnya gotong royong~~~

Terus untuk Flazz biasanya aku jatah Rp 150.000/bulan. Untuk tarif perjalanan PP ke kantor dari Depok senilai Rp 6.000. Ini belum kalo sabtu minggu main ke kosan Tika di Karet atau mau ke Tanggerang ke tempat Mas Aji, tapi ini udah cukup kok. Flazz juga bisa buat transjakarta. Ini tuh biar ngga ribet aja harus top up karena ya emang bisa dipake buat naik transportasi umum apa aja, kayaknya MRT juga bisa sih.
Nah, ini bener-bener menekan budget banget, belum lagi promo-promo gopay di mall atrium yang membuatku dan para rekan di Kantor senang karena bisa makan cozy secara murah WKWKWKWK. Ingat! pangan itu kebutuhan primer, kalau bisa menekan pangan, inshaAllah keuangan akan terjamin.

3.Makin rajin. Percaya ngga sih? Aku suka merasa debu di kantor. Kayak yang paling gangerti apa-apa gitu. Ini kocak sih, but it's a bitter honest. I've never been feeling this.......un-capable! (i dont know how to describe it actually). Tapi aku inget banget, kak Almas pernah bilang "Tim kita emang kecil, itu karena, kita butuh tim yang ramping untuk berlari kencang", walau aku suka ngos-ngosan kalo diajak lari-lari apalagi kejar-kejaran sama deadline, tapi ya kalau mau menyamakan langkah emang harus menyamakan kemampuan. Jadi ini beberapa cara meningkatkan kemampuan ala Tiara yang masih belum teruji keberhasilannya, tapi lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali betul?

Yang pertama download Inspigo. Jadi inspigo ini seperti podcast yang dibawakan oleh pengisi materi seminar (WKWK ini definisi abalku ya, ini perferensi personal ngga boleh protes). Tema-tema yang dibawakan ada self-improvement, finance, skills dan lain-lain. Biasanya aku dengerin pas di KRL (lumayan perjalanan 1 jam di kantor), karena aku anaknya suka mual kalau membaca di transportasi umum, maka inspigo adalah teknologi yang cocok untukku yang ingin tahu tanpa membaca. Inspigo ini hasil me-redeem poin traveloka-ku yang membuatku bersyukur menjadi anak traveloka selama kuliah. Kalian boleh kok nge-redeem kode referral-ku biar bisa dengerin gratis selama 14 hari, kindly chat me ya if you want it.

Kedua adalah membaca medium. Gimana ya, medium itu kayak majalah marketeer online buatku. Tinggal search kata kunci, keluar deh artikel-artikel yang sangat read-able. Ini untuk kasusku yang harus belajar soal User Experience, Customer Experience, Framework, Metriks untuk marketing atau CS banyak banget aku temuin di medium dengan bahasa dan visualisasi yang mudah ku mengerti.

Ketiga adalah pakai trello. Ini aku baru kepikiran, karena barusan ngeshare trello di story instagram eh pada nanyain itu gimana. Jadi agar menjawab beberapa pertanyaan yang sebenernya udah aku jawab via direct message, tapi siapa tau ada yang ingin tanya tapi malu yakan? baik, ini lah jawabannya, Trello adalah to-do list versi online. Kita bisa ceklis-ceklis kegiatan yang kita targetin (harian/mingguan/bulanan) terus ada persentase untuk mengukur seberapa jauh kita sampai menyelesaikan target itu. Bisa digunakan di laptop atau download aplikasinya. Cuma ya harus rajin ngisi dan rajin ngecek. Ini juga aku taunya pas kerja HEHE. Tapi semoga membantu ya!


4. I am investing my money into Workshop! dikala orang-orang menginvestasikan uangnya ke fintech, reksa dana atau saham, aku memilih untuk menyisihkan uangku untuk datang ke workshop. Walau banyak workshop dibayarin atau disediakan langung oleh kantor. Tapi, aku selalu senang kalau sabtu minggu-ku dipakai untuk datang ke workshop. Itung-itung investasi ilmu buat bekal pengangguran WKWKWK
Creating Loyal Customer | COTALKS
Craft Workshop with @Moon_pancake
people behind the cuteness overload @moonpancake
Sharing session with Kak Jamika, Senior UX of Tokopedia.

So that's is that. Ini bukan gambaran indahnya kerja di Jakarta, ini adalah bentuk usaha dari anak papa yang cukup manja untuk bertahan di tengah kota yang engga pernah ia impikan sebelumnya.

Di beberapa malam aku selalu merenungkan untuk kembali ke beberapa bulan lalu sebelum akhirnya rezeki ini diamanahkan untukku, yaitu mengerjakan hal-hal yang aku bisa. Melukis, jualan pop up, bikin draft buku, ngeguide ke Bromo atau bikin desain abal tapi orang suka.

Then i realised, that's how comfort zone trapped you. You will never growing there. You just doing the same thing over and over.

Living as 20's is suck, right?
Banyak pilihan membingungkan, kadang aja untuk memilih berhenti atau bertahan aja punya nilai yang seimbang, risiko yang sama dan engga ad benar/salah-nya.


Jadi, aku sedang berbicara kepada Tiara di masa kini atas semuanya yang terjadi saat ini,
Untuk waktu 60 menit lebih tiap hari yang dihabiskan bertahan ditengah himpitan gerbong wanita
Untuk segala ketakutan turun di stasiun transit karena diserang orang-orang yang mau masuk
Untuk segala upaya naik ke gerbong padahal udah penuh
Untuk hujan-hujanan di jalan margonda karena lupa gabawa payung
Untuk lari-larian dari jalur 5 kereta Angke menuju jalur 1 kereta jakarta kota

Tiara, ini hanyalah satu fase dalam hidup yang nantinya hanya menjadi memori. Sama seperti fase lainnya, fase ini pun akan berakhir hanya menjadi "Fase yang telah terlewati"
Jangan terlalu nyaman
Jangan banyak mengeluh

Semoga setiap kesakitan akan menjadi penggugur dosa dan setiap pengalaman akan mendewasakan.
Selamat bertumbuh, Tiara! Jangan lupa minum kopi EHEHE bonus foto-foto kopi hasil explore Jabodetabek.
DAH AH BYE!








Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle