NGABUBUTALK #3: Jakarta Menyambut 22 Mei Feat. Kak Andre



"Kak, besok remote aja ya. Jaga-jaga", 

Itu pesan hari ini dari papaku. Sebenarnya isu-isu pegumuman pemilu udah dari seminggu lalu jadi topik hangat, tapi aku ngga pernah menyangka kalau hal-hal tersebut menjadi kekhawatiran para orang tua.

Pemicunya jelas berita-berita hoaks di grup keluarga, yang katanya ada penyerangan kaum tionghoa, list tempat-tempat yang akan ricuh pada 22 Mei 2019 serta ancaman-ancaman pembantaian.

Seram bukan? Emang manusia ini paling gampang ter-triggered dengan hal-hal negatif,
dasar aku. Makanya aku pengen remote aja di Depok, jauh dari Jakarta.

Ternyata, ada yang menanggapi keinginan remote working-ku pada hari Rabu untuk menghindari kericuhan,

 yaitu kak Andre. CTO tampan & mapan Vestifarm.

Katanya, "Itu tuh ngga bakal ada efeknya di Tiara, jadi remote ya agak ngga make sense lah"

Aku bingung dong. 
Kenapa dikala instansi negara, perusahaan dan universitas swasta mempercepat libur untuk menghindari aktivitas kerja/kuliah pada tanggal 22 Mei, di lain sisi kak Andre bilang kalau itu ngga bakal berdampak denganku yang notabene juga berada di lingkungan potensi kerusuhan,

nah jadi ini kalau menurut analisa kak Andre:

Keributan bisa saja terjadi, tapi konteksnya berbeda. Pertanyaannya ribut untuk kepentingan siapa? Kalau memang mostly rakyat merasa berkepentingan maka yang namanya people power ini real gerakan rakyat.

Sehingga kerusuhan yang "seperti dulu" sangat potensial terjadi.

Tapi kalau sebenarnya ini hanya kepentingan sekelompok orang maka "power"-nya bukan lagi "people" tp "group of people".

Nah, dari sini keliatan kan bedanya? 
Kak Andre disini menganologikan bahwa setiap gerakan besar pasti ada bahan bakarnya. Ada pemicunya. Kerusuhan yang terjadi di 98 itu bahan bakarnya rakyat yg menderita, ekonomi negara hancur diterpa krisis. Atau ketika pemilihan gubernur yang salah satu calonnya adalah Ahok, bahan bakarnya adalah emosi kaum muslim yang agamanya dihina.

Pertanyaannya adalah, besok bahan bakarnya apa? Nasi bungkus? Hehe 

Belum ada bahan bakar yang membawa dampak secara menyeluruh, which means it's only involved the group of people power not people power.


Simply, kalau mau tau besok bakal ribut atau engga bisa kita lihat di lingkungan masing-masing. Apakah teman-teman, kolega, tetangga kita mostly relate atau support terjadi kerusuhan besok? Kalau jawabannya engga, maka kamu bisa bernapas lega.

Terus kenapa instansi-instansi harus meliburkan para pekerjanya? Ya, sebenarnya patokannya bukan dari ketakukan akan kerusuhan, tapi sebagai upaya untuk mengurangi risiko terkena dampak kerusuhan.

Apalagi untuk beberapa titik potensi demo seperti kantor KPU/bawaslu di jalan Sudirman, akan terjadi aktivitas penutupan dan pengalihan jalan yang tentu akan mempengaruhi aktivitas di ibu kota.

Jadi, sebenarnya seberapa tingkat bahaya kerusuhan tanggal 22 Mei?

Jawabannya akan sangat bergantung pada lingkungan dan hati masing-masing rakyat Indonesia. Saat ini, salah satu paslon diberi waktu 3x 24 jam untuk menggugat hasil dari KPU RI. 

Tentu ini akan mempengaruhi beberapa gerakan violent attack demi memenangkan apa yang dipercayai benar.

Jakarta ngga bakal chaos sih melihat beberapa gugatan belum terlihat kuat, tapi ya itu tadi, bakal rame aja di beberapa titik pusat ibu kota.
a photo by Mas Aji. Salah satu kantor yang dekat dengan potensi kerusuhan
Wow seru juga ya euforia pemilu di ibu kota ketika bulan puasa. Euforia yang belum tentu aku rasain kepanikan dan kekhawatirannya kalau aku di Batam.

Hm, mungkin besok aku emang dsuruh remote aja di Depok, khatamin Al-Qur'an mengingat puasa sudah di pertengahan bulan, dengerin kajian fiqih wanita dan menyelesaikan deadline sebelum libur lebaran.

Awalnya aku muak dengan segala hal yang menurutku hanya kepentingan sekelompok orang tapi berdampak ke keseimbangan hidup secara keseluruhan, belum lagi ujaran-ujaran buruk dalam lingkungan yang menghakimi satu sama lain,

lelah akutu dengernya.

Tapi, yasudahlah ya, seru juga ternyata melihat antusiasme orang-orang terhadap pesta demokrasi 2019, biasanya kan cuma liat di tipi.

Eh bentar deh, mau bocoran sesuatu ngga? 

Ternyata, kata kak Andre, indeks saham Indonesia menunjukkan setimen positif dalam menyambut 22 Mei, artinya pelaku pasar melihat people power bukan sebagai ancaman,
Add caption

nah, jadi siapa neeeh yang heboh-heboh ricuh?

Ngga boleh di jawab ya. Nanti berantem. Udah yuk, yang besok ngga turun ke jalan, beramal aja ya mumpung lagi bulan Ramadan kan pahala dilipat gandakan untuk aktivitas kebaikan.

Anyway, terima kasih kak Andre sudah menjawab si Dory satu ini yang katanya suka ngga punya otak,

eh punya deng. kecil tapi wkwkwk

Berharapnya sih ngabubutalk kali ini tidak dengan teman virtual, tapi kak Andre lagi sakit jadi tetap saja diskusinya virtual. GWS KAK ANDRE! *sending a bucket of virtual watermelon*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle