What happened to me in 2017

"2017 was a year I was walking away from people and situations that threaten my peace of mind, self-respect, values, morals and self-worth & here I am on 2020, understanding my value and my worth"

Aku baru sadar, you dont need to act bad just to be hate by someone.
People could hate you because you simply look, well, you?
even without any connection or relation to build.

Ngga usah deh ngomongin orang,
kita aja pasti bisa kok ngebenci orang cuma sekali lewat doang
ngebenci orang yang ngga dikenal
ngebenci orang cuma lewat sosial media-nya (padahal sosial media bukan perwakilan dari seluruh hidupnya)
bisa kok
bisa banget.


Aku bakal berangkat dari personal issues, gimana rasanya dibenci tanpa melakukan pembunuhan, pencurian, pake narkoba, mencoreng nama baik keluarga atau mengkhianati orang.

You can hate me effortlessly.

Dulu aku memakluminya karena setiap orang punya karakter yang berbeda, ya dianggap aja perbedaan. Toh juga kita ngga bisa berusaha untuk disukai semua orang, jadi ya ngga usah diusahakan untuk disukai semua orang.

Ngga ada yang maksa kok untuk berteman atau berinteraksi. Makanya aku heran, kenapa orang tetap membenci padahal ngga ada yang maksa untuk berteman dan berinteraksi.

Aku juga pernah dan sering kok ngga suka sama orang. Bahkan cuma ngeliat cara dia presentasi aja aku udah bisa personality judgment ke dia, tanpa harus kenal dan berinteraksi langsung. Karena masing-masing kita punya barrier/batasan terhadap suatu hal dan karakter orang, ada beberapa karakter yang kita paham betul kurang cocok sama karakter diri kita, yaudah cukup dihindari dan tidak usah dipaksakan untuk bersinggungan. Gitu aja cukup.

Masih heran kan kenapa orang memilih membenci daripada menghindar?
padahal membenci mengeluarkan tenaga baik energi dan mental.

Aku pernah nulis ini disini dikala muak dengan segala kebencian yang merundung. I stop talking about people that hurts me, cause once i start, that was the first time i spread the hate to others. Dengan membicarakan hal tidak baik tentang seseorang aja bisa menjadi awal mula untuk mensabotase pandangan orang tentang keburukan orang lain.

Emang gampang banget kalo bikin orang benci tuh.

That's why, i told you, you can hate me effortlessly.

Sebenernya kamu akan selalu punya pilihan untuk tidak membenci, cukupkan ketidaksukaan itu di diri kamu sendiri dengan menghindari atau mengabaikan. Kalo misal udah mulai menganggu, tinggal ngomong aja langsung ke orangnya.

Menceritakan keburukan orang ke orang lain ngga bakal bikin sesuatu membaik. Dan yang pasti, tidak membuat kebencianmu berkurang.

Ini adalah etika bersosialisasi yang harusnya semua orang paham, dan aku ngerasa kepake banget di dunia kerja.

Etika untuk tidak ngomongin satu sama lain,
Etika untuk selalu berbicara langsung ke orangnya
Etika untuk tidak saling menjatuhkan karena iri

Just stop. Stop talking shit about others to others. 

Walau sebenernya kadar kebencian beragam banget sih. Ada yang pengen ngeliat kamu jatuh dan gagal, ada yang nyebarin rumor biar reputasimu memburuk, ada yang mempermalukanmu, ada yang coba nyakitin terus-terusan atau bahkan sampe pembunuhan (Alhamdulillah dibencinya masih normal kok gaes, belum sampe pengen ngebunuh, atau mungkin pengen kali ya? tapi belum berani ngelakuin aja. Astagfirullah ngga boleh gitu Tiaraaa!)

Baiklah, agar postingan ini tidak hanya berisi bacotan dari kesedihan masa lalu, aku ingin memberikan beberapa insight untuk dijadikan bahan pertimbangan dan baca-baca lucu dikala kosong:

1. Ketika membenci, apapun hal baik yang dilakukan oleh yang dibenci tidak akan ada baiknya. Isinya cuma buruk aja. Contoh aja case saat aku merintis TFT (trash for treasure) bareng Fakhri yang cukup dibenci banyak umat, padahal kegiatannya cuma ngecat tong sampah, wahana edukasi untuk pemahaman lingkungan yang lebih dalam, gaada duitnya dan gaada jabatan di dalamnya, bener-bener untuk program sosial, tapi masih aja tuh dianggap buruk. Dibilang pencitraan lah atau ambisius lah, masalahnya kalo pencitraannya pun, buruknya itu dimana? apa yang dirusak? apa yang disakiti? apa yang dibohongi? Mungkin konsep "pencitraan" ini selalu mewakili konotasi negatif kali ya, kalo dalam konotasi positifnya itu "personal branding". Karena sadar ngga sadar, semua orang perlu membangun citra baik untuk memudahkan dalam membangun koneksi di masa depan.
2. Ketika membenci juga, kita akan mencoba menebarkan rumor yang akan meninggalkan reputasi buruk untuk seseorang. Lagi lagi, reputasi buruk ini bisa menjatuhkan seseorang dalam membangun koneksi suatu saat di masa depan. Kebayang ngga, akibat dari ego personal bisa ngerusak masa depan seseorang?
3. Lagi dan lagi, ketika membenci dan menemukan orang-orang yang membenci orang yang sama dengan kita, maka akan terjalin ikatan emosional yang akan membentuk kelompok. Nah, obrolan dari kelompok inilah yang akan meningkatkan kadar kebencian dan membuat rasa benci itu terasa intens. Ini juga kejadian di case aku sampe ada beberapa orang bikin multiple chat yang isinya ngeshare-ngeshare story instagramku dan membuat itu menjadi hal becandaan yang mengarah penghinaan. Apalagi kalo denger kegagalan yang aku buat, bisa jadi berita jackpot di chat group tersebut. Gimana ngga intens, rasa ingin mempermalukan orang yang kita benci adalah bentuk dari meningkatnya kadar kebencian itu. That's why a wise man ever said, "your haters are your loyal fans"

No one will be fine, to be staring weird and ridiculous in the same time. But all you can do is keep going. Head up and keep going. Life must go on.

Dulu egoku juga cukup tinggi sih, aku ngga pernah pengen keliatan gagal karena takut bikin mereka seneng, makanya dari dulu aku selalu berusaha memenuhi ekspektasi orang lain dan menggapai segalanya. Ujung-ujungnya  malah makin dibenci dan capek sendiri wkwk ini ngakak sih kalo ditulis sekarang.

Tiara hari ini hanyalah gadis lempeng yang nurut sama papa ibu. Masih suka bikin kopi dan bikin yang lucu-lucu tapi udah ngga cemas soal apa-apa lagi. Ngga ada ekspektasi yang harus dipenuhi selain harapan papa ibu.

Jadiii, aku sangat terbuka kook bagi temen-temen yang akhirnya mau ngomong terkait hal-hal yang harus aku perbaiki atau selama ini ada sifatku yang menyakiti dan mengganggu kalian. By posting this, I am ready enough to face what to come and appreciate those who talk to me directly and personally. Hihihi #MenujuTiaraLebihBaik2020

Oh yaaa, untuk yang sekarang merasa dijahatin atau dibenci, you just need a time to figure out everything. What's matter and what's not. Ngga semuanya soalnya harus dipikirin, ngga semua hati harus kamu turutin hehe jadi count what's matter aja ya. Kalo kamu niat, baca coba deh soal OKR (Objective Key Result), count what's matter. Meski ini framework yang digunain di perusahaan besar kek google (yang sekarang banyak digunakan sama startup di Indonesia), tapi ini berguna juga looh buat kehidupan sehari-hari. Jadi kamu lebih wise dan countable aja untuk goal-goal di hidupmu.

& well now we are facing to the closing line:

Dear you and everyone out there whose suffers,
Hanging there,
good thing will come ahead.
When all is make sense, semesta bakal selalu bantu kamu untuk memahami dan membukakan banyak jalan untuk kamu.
Just be kind,
be good
& be bold!

Semangat kamu! Gak akan pernah salah kok kalo kamu memilih jadi orang baik, walau ngga selamanya mudah dan sering bikin kecewa. Tapi semoga, jangan capek ya untuk jadi baik?


Warm regard,
tiara.

Komentar

  1. Itulah kenapa harus pintar dalam memilih teman dan lingkungan berteman yang sehat. Setidaknya memiliki teman yg selalu bisa ngasih suport dan bisa diajak diskusi setiap ada masalah :)
    Semangat Tiara!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha seperti Doni dan Ikhya yang selalu ada kapanpun dan dimanapun ituuu~~ terimakaciiii

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle