Update from Mid 20's

Heyho, It's Tiara's Update. 

I start writing this at 2.02 WITA right after finishing the whole "In My Own Shoes" book by Uma Hapsari.


Aku memang si norak yang tiba-tiba excited baca buku lagi setelah sekian lama engga, bahkan ini buku keduaku yang kubaca tahun ini setelah "Sloth Philosophy", karena walau mager, tetap ada sebagian diriku yang merasa harus tetap diisi agar tidak kosong-kosong amat.

Awalnya pun ngga niat baca, karena sejujurnya ini adalah buku yang baru saja dibeli oleh mba Ria. Doi cuma minta aku baca halaman-halaman akhirnya yang berisi soal pandangan-pandangan karyawan mba Uma soal karakternya sebagai leader. 

Eh, ternyata bukunya candu banget. Bener-bener adiktif lembar per lembar. It was just lead me into somewhere and bringing me out from this clueless path.

Ini tidak akan menjadi review seperti goodreads atau platform review buku lainnya, hanya saja ingin merekam beberapa highlight notes yang aku catat selama membaca buku ini. Selain itu, aku mulai tertarik dan ngestalk mba Uma sejak menguping IG Live yang diputar oleh mba Ria di kantor dan amazed dengan banyak statementnya. Tipikal perempuan yang bold dan powerful insight. 

Berwirausaha itu bukan solusi. Masalahnya bukan pada jenis pekerjaan kita. Namun, pada mental perspective. Kita haru sadar bahwa kita sendiri yang memilih menjalani kehidupan yang saat ini sedang kita jalani [Page 110]

Mba Uma ini adalah CEO Amazara, salah satu local brand sepatu. In her book, instead of telling you a success stories about how to build her brand into billion dollars business, she prefers to tell you the worst part of her life. Bukannya ku menyukai cerita-cerita ironi orang lain agar bisa bersyukur ya, cuma bagaimana mba Uma bounce back dari keterpurukan itu dan pemikiran-pemikirannya bikin aku bersemangat aja. Apalagi di banyak moment aku sering mempertanyakan;

"Aku lagi ngapain ya sekarang? bener ngga sih jalan yang aku pilih?"

"Aduh, worth it ngga sih melakukan ini?"

"Yaampun, buruk banget ya emang?"

It's not about the job that i am hustling on right now, ini tuh tentangku dan banyak sleepless night kulalui dengan meragukan mimpi diri sendiri. Makanya membaca buku mba Uma seperti membaca peta yang seenggaknya bisa membantu pikiran kusut ini menemukan benang-benang merahnya.

Just give the best of yourself in any situatuon. Saya percaya invesasi yang ditanamkan pada karakter diri kita akan menghasilkan ROI positif [Page: 93]

It hits me............ a lot. Setelah keraguan atas diri sendiri, aku cukup yakin kenapa aku ragu atas diriku sendiri melihat track record-ku 3 tahun belakangan ini. 

Tepat 2 minggu setelah wisuda, aku ketrima kerja di salah satu startup Jakarta yang saat itu cukup tenar di circle fakultasku. Seakan-akan sukses karena ngga perlu nunggu waktu lama setelah lulus. Nyatanya, bikin aku sadar bahwa 4 tahun kuliah dan cukup aktif di kampus ngga bikin aku jadi bersinar juga saat kerja.

1 minggu pertama pikiranku cuma resign. High pressured and fast paced society. Si anak bawang yang baru lulus ini pun kaget dan tidak bisa mengimbangi langkah. Cuma akhirnya aku bertahan 1 tahun disana karena banyak banget value diri yang aku improve dan lingkungan yang sangat-sangat oke bahkan masih terasa sampai sekarang manfaatnya.

Tapi, tentu, cerita di startup Jakarta menjadi cerita-cerita di feed dan story instagramku yang dijahit indah dan dreamy abis wkwk, bahkan aku banyak mendapat respon positif dan menyenangkan........ padahal mau mati rasanya.  HAHAHA indahnya instagramku ketika hidupku berantakan.

Long story short, setelah resign, aku pulang ke rumah sambil freelance di jam kerja........ dan buka cafe partneran bareng temen kuliahku.

another part of exposing my dreamy life at instagram wkwk i never told this story before because it's just nightmare yet beautiful at the same time. Mungkin yang orang-orang ingat sekarang, "oh iya tiara kan pernah buka cafe" yang satu tahun ini sudah tidak pernah kupost lagi, sedikit banget yang nanyain kecuali temen-temen yang deket banget, mungkin yang lainnya berspekulasi "oh mungkin bubar ya" "oh mungkin bangkrut ya" dan mungkin-mungkin yang lain.

karena dulu, aku selalu story-in kedai cafe ini sebagai bentuk promosi. Tapi apa daya, hari-hari selama 6 bulan kuhabiskan untuk berangkat pagi pulang malam tanpa libur karena pas itu belum sanggup bayar barista, gantian piket kamar mandi penuh kecoa (yang bahkan kamar mandi rumahku aja gapernah mau kubersihkan sampe Rara hopeless dan dia terus yang bersihin wkwk), beli es batu 10 kg tiap hari, hari-hari harus ditinggal acara keluarga karena gabisa ninggalin kedai, dan perkelahian-perkelahian karena beda visi dan sudut pandang.............

akhirnya aku memilih untuk bubar jalan. Eits, engga kok, kedainya sampai sekarang masih jalan terus, aku aja yang pamit wkwk. It was fun and worth to struggle but it cost a looot. Bisnis kopi-kopi memang ciamik di instagram tapi tidak waktu dijalanin hehehe. I am mentally draining, i cry a lot, that was hurt me a lot, tapi alhamdulillah pamit menjadi jalan terbaik yang pernah aku pilih. Kalau tempat itu cukup bikin kamu ngga nyaman, berarti bukan salah tempatnya, ya berarti emang ngga cocok aja di tempat itu.

You better go or become the toxic one at that place. 

Dengan keyakinan "jika satu pintu rezeki tertutup, maka pintu lain akan terbuka", siapa sangka Jake jadi tempatku berlabuh dan bersandar, sampai bisa dititik saat ini. We are not that big, but lucky us, we are still growing and good.

The point is, after all this journey, I am trying to figure out, bahkan setelah 3 tahun kesana kemari, & my instagram looks just fine, at the end i realized,

sudah sejauh ini ternyata jenjang karirku tetap ngga jelas, i have no stable job, i dont chase any kind of degree, i am not married yet, aku sangat jauh dari template hidup sukses diusia hampir 25 tahun.

I never owned any business this far, My career path so blurry cause i am not in the stable job, i am not the CEO in anywhere, 

but this book told me;

You could be the CEO of your own life.

It hits me like;

The only spotlight that i have is myself, I dont wanna spend my mid 2o's chasing temporary people or things, I'm the most permanent thing on my life, so i am gonna choose me! I am the one that matters right? Semoga tiara semakin yakin dan ada di mentalitas untuk meyakini mimpi-mimpi dan apapun itu yang lagi dikejar, yaay *insert emoticon sparkling bintang-bintang*

Stop memberikan toleransi pada toxic team members. Pemutusan hubungan kerja justru harus dilakukan secepatnya. Semakin cepat, semakin baik

This make me stop a bit. Setelah awal tahun ini aku lewati dengan menangis dan merenung, karena dalam lubuk hatiku percaya dan meyakini tentang apa-apa yang saat ini lagi aku kejar tapi ternyata lingkungan saat itu kurang kondusif.

I am mentally draining....... again. Aku ada di dilema bucin banget sama kerjaan sekarang tapi ntah kenapa selalu capek hati aja, bukan soal kerjaannya, ngga tau capek aja, kaya energiku keserap habis sampe aku pengen nangis aja dan menghilang dari bumi wkwk

Tapi alhamdulillah, sekarang sudah jauh membaik. Energi yang dulu teralihkan karena merasa bersalah dan terjebak di kondisi membingungkan, kini lebih bisa dialihkan ke deadline-deadline dan semakin produktif. Akhirnya sadar juga, ternyata perjalanan membangun mimpi itu tentang bertemu orang-orang yang sevisi dan tidak sevisi. Kalau memang tidak sevisi, ya ngapain harus ngejar mimpi bareng kan ya? sama-sama capek, yang satunya jadi demotivated dan meragukan mimpinya, yang satunya akan merasa tersiksa karena tidak nyaman dengan lingkungannya.

Jadi, kalau memang ngerasa paced kerja di tempatmu terlalu demanding dan lingkungan kerja udah ngga nyaman, yauda keluar atau tinggalin aja, berarti tempat itu bukan buat kamu. Mengeluhkan hal-hal soal kerjaan, selain ngga menyelesaikan masalah juga akan menambah masalah karena menebar negative vibes ke lingkungan kerja.

Jadi, semoga, aku, kamu dan kita semua bisa lebih bijak ya dalam bersikap dalam kondisi-kondisi tidak nyaman sekalipun. Aamiin. hehe

Terakhir, quote dari African proverb

If we want to go fast, go alone. If we want to go far, go together"

A nice quote to deliver my gratitude to this woman, selalu ingin berterima kasih banyak-banyak kepada my one and only CEO, mba Ria, yang dari dulu sampe sekarang sabar dan yakin kalau Tiara bisa berproses. Si cupu dengan skill set seadanya ini alhamdulillah selalu diberi kesempatan dan waktu untuk belajar. Terima kasih sudah ngajak berlari-lari, walau dibanyak waktu bikin hidup ini seperti zombie, but was soooooooooo fun. Alhamdulillah jake sekarang punya tim kecil agar tidak melulu zoom berdua saja, semoga dengan tim yang ramping ini bisa berlari kencang. Bismillah........

Because learning from mistakes is what drives us to bounce back higher.
Let's come back stronger!

There are consequences in everything we do, we cant be right all the time. Life is about making a couple of mistakes and you move on, take responsibility [Page 101]

Terakhir, tentu quote dari weirdpepita untuk tiarawandita, karena hakikatnya menulis blog begini hanya untuk merekam jejak fase ke fase, yang suatu saat nanti akan dibaca lagi dan recall ingatan "Wah di usia segini, Tiara lagi ngapain ya? apa ya yang lagi terjadi di hidupnya? dia lagi mikir apa ya",

seperti yang sering kulakukan sekarang, aku selalu ngakak dan mau nangis ngeliat tulisanku jaman SMA, seperti melihat Tiara yang naif dan sok tau, tapi yasudahlah ya, namanya masih puber. Jadi, mari hari ini merekam jejak tiara di usia segini, dan menertawakannya kelak kalau sudah 30s or even 40s, insyaAllah~ ehee

Semoga hidup perempuan ini akan semanis minuman di depannya ya, hihi

Wholeheartedly,

Tir.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BANDUNG’S ESCAPED: Cerita dari Bumi Pasundan

Life Lately

Fast-Paced Lifestyle